Wednesday, January 20, 2010

Sihat dan Sakit

Solawat dan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad.

Dapat daripada carian internet untuk kefahamanku dan sesiapa yang membacanya.

Sihat dan sakit ( PANDANGAN ALQURAN )

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
(Al Quran Surah Al Anbiyaa’ [21]:83-84)

Ayat diatas mengisahkan Nabi Ayub yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayub untuk berzikir dan memohon keridhoan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayub sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah mentakdirkan sakit maka kita akan sakit, begitu pula apabila Allah mentakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan izin-Nya kita sembuh.

(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (Al Quran surah Asy Syu’araa’ [26]: 78 – 82)



KONSEP SAKIT

Di hadapan Allah, orang saki bukanlah orang yang hina. Mereka justru memiliki kedudukan yang sangat mulia.
“Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.:
(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Bahkan Allah menjanjikan apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtirar dalam sakitnya, selain Allah menghapus dosa-dosanya.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
“Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.”
(HR. Asy-Suyuti)

KONSEP SEHAT

Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam Al Quran Surah Ibrahim [14]:7
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas)

Semoga kita tergolong dalam golongan orang yang terus sabar dengan segala dugaan yang menimpa.amin.

Thursday, January 7, 2010

Perigatan dan panduan.....

Semalam suamiku baru beli jam loceng baru untuk anak-anakku bangun pagi ... bunyinya boleh tahan jugak kuatnya..tu yang masing-masing terbangun awal sikit.... nak ajar..supaya dapatlah solat subuh...so.. dapat gak tinjau-tinjau maklumat tentang pendidikan anak-anak. Rasanya macam nak share kat blog nie .. moga jadi ingatan dan panduan kepada diri sendiri dan sesiapa yang turut membaca dan mengikuti blog nie..terutama suamiku....terima kasih atas sokonganmu..suamiku...

Tulisan di bawah dikutip dari fb yang ditulis oleh Ust. Zahazan Muhammad.

Kita pasti mendengar tentang Umar bin Abdul Aziz (61-101 H) seorang yang banyak ilmu, warak, zuhud, rajin beribadah dan juga merupakan seorang khalifah yang adil sehingga semua rakyatnya hidup dalam kemakmuran. Selama dua tahun ia memerintah, tidak ada seorang pun yang berasa berhak menerima zakat kerana keadilan telah memperkayakan mereka. Kisah keadilan dan kesolehan khalifah ini sangat masyhur sehingga Imam al-Syafiʻi berkata, “Khulafa’ al-Rasyidin sebanyak lima orang; Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz.”

Imam Abu Muhammad Abdullah bin Abdil Hakam (w. 214 H), seorang murid cemerlang Imam al-Syafiʻi di Mesir, pernah menulis riwayat hidup khalifah soleh ini dalam sebuah buku yang berjudul Sirah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz: Kama Rawahu Malik bin Anas wa Ashabuhu. Beliau membuka buku ini dengan kisah Amirulmukminin Umar bin al-Khattab yang sedang meninjau di tengah malam di sekeliling kota Madinah untuk mengetahui keadaan rakyatnya dari dekat. Tiba-tiba, Umar mendengar dari sebuah rumah suara perempuan tua yang sedang berkata kepada puterinya, “Campurkanlah air ke dalam susu (jualan) itu. Waktu telah hampir pagi.”

Anak perempuan itu menjawab: “Bagaimana saya akan mencampurkannya padahal Amirulmukminin telah melarang perbuatan tersebut.” Ibunya berkata lagi: “Semua (pedagang) melakukan itu, maka lakukanlah. Lagi pula Amirulmukminin tidak akan tahu.” Anak itu kembali menjawab: “Meski Umar tidak tahu, namun tuhan Umar tahu. saya tidak akan melakukan sesuatu yang dilarang.”

Ucapan ini sangat berkesan di hati Umar. Pada pagi harinya, ia segera memerintahkan anaknya yang bernama ‘Ashim untuk mendatangi rumah itu. Ia berkata, “Pergilah wahai anakku dan pinangilah beliau. Ia akan melahirkan seorang satria yang akan menguasai bangsa Arab.” ‘Ashim melaksanakan perintah itu.

Hasil daripada perkahwinan mereka berdua lahirlah seorang anak perempuan yang diberi nama Ummu ‘Ashim. Setelah dewasa, Ummu ‘Ashim menikah dengan ‘Abdul Aziz bin Marwan dan melahirkan seorang anak yang kelak membuktikan kebenaran firasat Umar bin al-Khattab. Anak itu bernama Umar bin Abdul Aziz.

Memilih Pasangan

Seorang anak tidak lahir dari ruang hampa, namun ia lahir dari dua orang manusia dewasa yang menurunkan kepadanya sel-sel genetik yang akan membentuk tubuh dan otaknya. Dalam tulisan kali ini, saya hendak mengingatkan hakikat yang mungkin sering kita lupa iaitu bahawa anak-anak itu juga mewarisi akhlak dan sikap keagamaan orang tuanya.

Seorang ulama akhlak di Mesir yang bernama Syeikh Ali al-Khawas pernah berkata, “Hendaklah setiap orang memperhatikan sifat anak-anaknya. Jika sifat mereka baik, maka itu adalah akhlaknya. Jika buruk, itu juga akhlaknya. Sebab sperma (mani) turun dari dirinya dengan membawa sifat-sifat tersebut. Maka tidak ada yang boleh disalahkan selain dirinya sendiri.”

Hakikat yang terpaksa kita terima ,bahawa anak yang soleh hanya lahir dari ibu bapa dan keturunan yang soleh. Ini sebuah kaedah umum yang selalu terjadi, kecuali Allah berkehendak lain lalu mentakdirkan seorang anak soleh lahir dari kedua orang tua yang fasik. Meski hal itu tidak mustahil, tapi ianya sangat sedikit dibandingkan kaedah umum yang disebutkan tadi.

Mungkin itulah sebabnya agama kita sering berpesan agar kita berhati-hati memilih pasangan, dan menganjurkan agar kita menjadikan agama sebagai kriteria utama. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya hamba wanita yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahi orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya hamba yang mukmin lebih baik daripada orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka ( orang-orang musyrik ) itu mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Surah al-Baqarah 2: 221)

Hadis-hadis yang mendukung hal ini pun sangat banyak. Imam al-Hakim meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda yang bermaksud, “Pilih-pilihlah untuk sperma (mani) kalian.” Begitu juga sebuah hadis yang sangat terkenal riwayat al-Bukhari dan Muslim bahawa Baginda s.a.w. bersabda yang bermaksud, “Seorang wanita (biasanya) dinikahi kerana empat perkara, kecantikannya, keturunannya, hartanya dan keagamaannya. Maka dapatkanlah perempuan yang memiliki keagamaan (yang baik), berdebulah tanganmu.”

Imam al-Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim berkata, “Makna yang benar untuk hadis ini bahawa Nabi s.a.w. memberitakan tentang kebiasaan masyarakat pada saat itu yang menginginkan empat sifat ini (ketika mencari isteri), dan meletakkan agama di tempat terakhir. Maka dapatkanlah, wahai orang yang meminta nasihat, isteri yang berpegang teguh kepada agama.”

Al-Hafiz Ibn Hajar dalam Fath al-Bari berkata, “Makna hadis ini, sepatutnya bagi orang yang beragama dan bermaruah menjadikan sifat soleh itu sebagai fokus pandangannya dalam segala sesuatu, terutamanya (ketika memilih) orang yang akan berdampingan lama dengannya.”

Para ulama berbeza pendapat tentang makna “berdebulah tanganmu”. Sebahagian mengatakan bahawa kalimat ini sekadar ucapan yang biasa dilontarkan orang Arab tanpa mengandung makna apa-apa di dalamnya. Dan sebahagian yang lain mentafsirkannya dengan “kefakiran”, ertinya engkau akan mendapat kefakiran jika tidak melaksanakan anjuran ini.

Kesolehan Ibubapa

Apabila kedua-dua ibu bapa telah menjadi hamba Allah yang sempurna, maka kesan daripada hal itu dapat dilihat pada diri keturunannya. Kesan itu bahkan boleh terus terlihat meskipun mereka telah lama meninggal dunia. Imam Abu Bakar Muhammad bin Ja’far al-Kharai’thi (w. 327 H) meriwayatkan dalam kitab Makarim al-Akhlaq dari Ibn Abbas, “Sesungguhnya kebaikan (yang dilakukan seseorang) akan dibalas hingga ke anak cucunya.”

Al-Hafiz Abu Nu’aim dan al-Khatib al-Baghdadi meriwayatkan daripada imam tabiin ahli tafsir di Makkah yang bernama Mujahid bin Jabr (w. 103 H), “Sesungguhnya Allah s.w.t. memperbaiki anak cucu seseorang kerana kesolehan dirinya.” Ucapan serupa diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dalam kitab al-Zuhd wa al-Raqa’iq dari Muhammad bin al-Munkadir (w. 130 H), seorang ulama tabiin di Madinah.

Makna ini bahkan dapat ditemukan dukungannya daripada al-Quran, iaitu ketika hamba yang soleh (Nabi Khidr) membangunkan rumah milik dua orang anak yatim yang hampir roboh. Apabila Nabi Musa bertanya mengapa ia melakukan perbuatan itu, ia menjawab, “Ayah keduanya adalah seorang yang soleh.” (Surah al-Kahf 18: 82). Imam ahli tafsir terkenal berasal dari Andalusia, Abu Abdillah al-Qurtubi (w. 671 H) berkata dalam tafsirnya al-Jami’ li Ahkam al-Quran 11/27, “Ini menunjukkan bahawa Allah s.w.t. menjaga diri orang yang soleh, juga menjaga anak keturunannya meskipun jauh.”

Tidak ada penjagaan yang lebih diharapkan orang tua yang soleh selain agar Allah menjaga anak-anaknya daripada perbuatan maksiat yang akan mengundang murka Allah di dunia dan akhirat.

Mendidik Anak

Kesolehan ibu bapa memang modal utama yang mesti dipenuhi, tapi bukan bererti hal itu sudah mencukupi untuk membentuk anak soleh. Pendidikan juga sangat penting dalam menentukan akhlak dan personaliti anak. Dan antara kekeliruan yang berlaku jika kita menyangka bahawa pendidikan anak hanya akan dimulakan ketika ia mencapai usia sekolah.Pendidikan sewajarrnya mesti dimulai jauh sebelum ia diciptakan.

Pertama sekali, ibu bapa yang menginginkan anak soleh harus menerapkan semua adab-adab bersetubuh sebagaimana yang diajarkan Rasulullah s.a.w. dan disebutkan para ulama di dalam buku-buku mereka. Salah satunya saya nukilkan di sini ucapan Imam Abdul Wahab al-Sya’rani (w. 973 H). Dalam kitab Lathaif al-Minan wal Akhlaq, ia menulis, “Aku sangat menyayangi keturunanku sebelum mereka dilahirkan. Yakni dengan cara aku tidak pernah menyentuh ibu mereka sambil lalai mengingat Allah, atau sambil menyimpan sifat marah, serakah dengan dunia, dengki ataupun ujub.”

Selanjutnya, jika Allah menentukan tercipta anak dari hubungan tersebut, maka ibu bapa harus menjaga perkembangan spiritual anaknya dengan menyediakan persekitaran yang islami. Imam Sahl bin Abdillah al-Tustari berkata, “Aku selalu memelihara perjanjian yang Allah ambil daripadaku ketika aku berada di alam arwah. Dan aku menjaga anakku sejak waktu tersebut hingga Allah mengeluarkannya ke alam dunia.”

Tugas mendidik anak semakin bertambah berat setelah anak itu lahir, membesar dan mempunyai keperibadiannya sendiri. Pada saat ini, orang tua harus telah membiasakan anaknya dengan aktiviti tertentu yang akan membentuk jiwa anaknya sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Imam Abu Abdillah al-Dzahabi dalam Siar ʼAlam al-Nubala dari ‘Urwah bin al-Zubair bercerita bahawa ayahnya (al-Zubair bin Awwam seorang sahabat Nabi yang gagah berani) meletakkan anaknya, Abdullah bin al-Zubair yang masih berusia 10 tahun, di atas seekor kuda pada perang Yarmuk lalu mengamanahkannya kepada seseorang untuk mengawasinya. Ia melakukan hal itu untuk mengajarkan kepada anaknya erti keberanian dan keperwiraan. Mungkin kerana itu, Abdullah bin al-Zubair kemudian terkenal sebagai seorang panglima yang gagah berani.

Imam Ibrahim bin Adham berkata, “Ayahku selalu berkata kepadaku, ‘Wahai anakku, pelajarilah hadis. Setiap kali engkau menghafal sebuah hadis, aku akan memberi keapadamu satu dirham. Aku lalu menghafal hadis kerana itu.’” Hingga saat ini, nama Ibrahim bin Adham masih dikenal sebagai ulama yang banyak menyumbang untuk kemajuan ilmu-ilmu keislaman.

Itu juga yang dilakukan Imam Abu Abdillah al-Syafiʻi. Al-Hafiz Abu Nuʻaim dalam Hilyat al-Awlia meriwayatkan bahawa Imam al-Syafiʻi sering melontarkan soalan-soalan fiqah kepada anaknya yang bernama Abu Usman dan muridnya Abu Bakar al-Humaidi sambil berkata, “Siapa dia antara kalian yang dapat menjawabnya, maka aku akan memberinya satu dirham.”

Perhatian Imam Ahmad kepada pendidikan anaknya tidak kurang dari itu. Imam Ibn al-Jauzi dalam kitab Manaqib al-Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Saleh bin Ahmad bin Hanbal, “Ayahku (Imam Ahmad) selalu memanggilku setiap kali ada seorang zahid datang bertamu agar aku melihatnya. Ia ingin agar aku menjadi sepertinya.”

Doa Nabi Ibrahim

Satu lagi yang terpenting, ibu bapa dituntut untuk semakin mendekatkan dirinya kepada Allah s.w.t. dan tidak henti-henti meminta penjagaan untuk anaknya. Pemimpin ulama tabiin di Madinah, Said bin al-Musayyab pernah berkata, “Sering kali apabila aku melakukan solat, aku teringat kepada anakku. Lantas aku menambahkan solatku kerananya.”

Membiasakan diri dengan mendoakan anak pada saat-saat mustajab adalah sikap terpuji yang mempunyai sandaran kuat daripada Nabi Ibrahim a.s. Setiap kali kita membaca doa-doa Nabi Ibrahim dari al-Quran, kita akan melihat beliau selalu menyertakan anak-anak keturunannya dalam setiap doa yang ia panjatkan kepada Allah s.w.t. Akhirnya, Allah mengabulkan doanya dengan mengeluarkan seorang rasul terbesar di antara anak-anak keturunannya sebagai penutup semua nabi dan rasul.

Imam Ahmad dalam Musnad-nya meriwayatkan daripada Abu Umamah al-Bahili, ia berkata, “Wahai Nabi Allah, beritahukanlah tentang awal kejadian Nabi.” Baginda menjawab yang bermaksud, “(Awal kejadianku adalah) doa bapaku Ibrahim, khabar gembira Isa, dan ibuku pernah bermimpi bahawa sebuah cahaya keluar daripada tubuhnya lalu menerangi istana-istana Syam.”

DIPETIK DARI MAKALAH US UMAR M NOR, MAJALAH SOLUSI EDISI KE 12


Wednesday, January 6, 2010

Tahniah

Tepat jam 10.45 malam 05.01.2010..maka lahirlah seorang lagi anak buah..puteri..belum letak nama lagi .. baby girls... zuriat dari perkahwinan norjalilah dan amir..Tahniah dari kami sekeluarga...dari tulisan sms yang dikirim oleh ayahnya ... baby tu beratnya "3.31kg..seronok tengok dia tido...nagis slow jer..." alhamdulillah baby tu pun excited nak keluar awal..almaklumlah due datenya 16.1.10... tapi keluar awal pulak tak sabor nak tengok mak ngan ayahnya...yer tak...
Ibu yang kat sini pun terasa tak sabar nak tengok baby sendiri yang ada dalam perut nie... moga - moga selamat semuanya hendakNya..Nanti kalu ader masa terluang gambornya akan di upload ke ssini yer mak tam... biar semua dapat lihat...tertama yang pak dernya yang duduk kat jordan tu..

Friday, January 1, 2010

Motivasi buat bakal dan para Huffaz


Oleh : hafizquran

Bismillahirrahmanirrahim

Saya kurang pasti kiranya ini boleh dikatakan sebagai motivasi. Namun ramai yang memberi emel dengan maksud yang lebih kurang sama. Selain untuk bertanya kaedah dan petua, perkara wajib yang diminta adalah tasyji' dan motivasi buat meneruskan perjuangan sebagai huffaz. Itulah realiti. Seorang huffaz tanpa motivasi akan menjadi lembah yang tiada air.



1. Betulkanlah niat. Andai sudah betul, jagalah niat itu. Jaga dan terus jaga. Hati manusia boleh berbolak balik dalam dua detik sahaja.



2. Jagalah adab. Adab dengan semua. Al-Quran terutamanya. Junjung dan tatang secara luaran dan dalaman. Adab dengan guru @ murabbi. Adab dengan Ibu dan ayah sendiri. Ambil berat persoalan adab. Jaga dan terus jaga.



3. Perhatikan masa dan usaha. Semua orang mempunyai 24 jam tapi tak semua orang 'memiliki' 24 jam. Tingkatkan usaha. Istiqamah dengan usaha ana sendiri.



4. Pelajari kaedah. Banyak tempat untuk dirujuk dan bertanya. Tanya pada yang alim , pada yang sudah berpengalaman. Terima dan praktikkan dengan penuh iltizam.



5 . Jangan hangat2 tahi ayam. Jangan sekerat jalan. Kembali kepada persoalan niat. Tekad seteguh2nya.



6. Jauhi maksiat zahir dan batin . Maksiat kecil sehinggalah maksiat besar. Duduk berseorangan pun boleh berlaku maksiat, apatah lagi ditengah kekalutan orang dan budaya. Perhatikan makna taqwa yang diumpamakan oleh seorang sahabat r.a : " Laksana kamu berjalan di atas jalanan yang penuh dengan onak dan duri..."



7. Pegang Al-Quran sentiasa. Kucup dan junjung. Bawa dalam keadaan suci dan berwudhu'. Sayangi Al-Quran secara jujur tanpa sedikitpun unsur hipokrit. Sayangi yang zahir ( mushaf ) dan sayangi yang batin ( hafazan dan amalan ).



8. Syaitan akan 'mendampingi' anda sentiasa. Nafsu akan mengikut anda ke mana2. Suatu ketika anda mungkin akan di'peras ugut' oleh keduanya. Iman seorang penghafaz Al-Quran juga adakala menaik dan merudum. Diibaratkan ; kalau baik , lebih baik dari Malaikat. Kalau jahat, lebih jahat dari Iblis. Itulah huffaz.



9. Maka selalulah bermohon kepada Allah. Minta dengan Allah. Jangan tinggal solat hajat. Permintaan supaya dipermudahkan hafazan dan di'benar'kan khatam hafazan Al-Quran jangan ditinggalkan. Itu antara doa wajib bagi anda sampai anda mati.



10. Jangan tinggal hubungan hati dengan Allah walaupun sedetik. Sedetik itu sangat bermanfaat bagi Syaitan untuk mengambil ruang dan kesempatan. Seorang murid pernah dihantar oleh gurunya untuk berdakwah di suatu tempat ( kisah sahabat r.a ) :



Guru bertanya : bagaimana kiranya dalam perjuanganmu kamu akan diganggu oleh nafsu dan syaitan yang akan menerkam bila2 masa sahaja? Murid menjawab : aku akan menghalaunya . aku akan sentiasa menghalaunya. Murid memahami bahawa syaitan dan nafsu adalah ujian wajib. Guru bertanya lagi : bagaimana kalau keduanya terus mengganggumu? Murid menjawab : aku akan terus melawan dan menghalaunya. Guru bertanya lagi : justeru sampai bila? Murid gagal memahami , lalu dinasihatkan oleh gurunya : Jika kamu diganggu oleh binatang buas yang akan menerkammu, beritahulah kepada tuan kepada binatang tersebut supaya tuannya boleh menghalau binatang tersebut dari terus mengganggumu. Tuan kepada kedua musuh kita hanyalah Allah. Jangan sesekali tinggalkan doa dan pergantungan kepadaNya.



Apa yang perlu diketahui dan diingati oleh seorang huffaz?



1. Al-Quran yang dihafaz adalah amanah. Anda sendiri yang 'mencari pasal' untuk mengambil amanah tersebut. Bagaimanapun, anda 'mencari pasal' yang baik. Jadi janganlah suatu masa nanti anda bukan sahaja melupakan hafazan anda , bahkan tidak mahu mengaku anda seorang huffaz!



2. Bila anda faham bahawa anda yang 'mencari pasal' , jadi anda kena SMI ( Sendiri Mau Ingat ) tentang hafazan anda. Ana sangat suka kepada mereka2 yang bertanya dan nampak bersungguh2 bila diutarakan topik hafazan Al-Quran.Tapi ana sungguh2 menyampah dan kecewa bila sesetengah penghafaz Al-Quran lebih bersemangat bila menyentuh topik siasah, jamaah, program dan perkara2 lain. Bila sentuh bab Quran, diam dan ubah topik. Tidak berminat.Bila malas iadah, beri alasan 'tak masyi'. Macam mana nak masyi kalau malas iadah? Sama juga dengan macam mana nak kenyang kalau tak telan nasi. Mengejar perkara lain tidak salah apatah lagi soal yang lebih utama, tetapi hafazan Al-Quran telah anda kendong terlebih dahulu. Jadi berilah perhatian sewajarnya.



3. Dalam proses anda hafaz Al-Quran, anda akan diuji.



4. Anda akan semakin diuji..



5. Anda akan terus diuji..



6. Dan anda akan semakin kuat diuji..



7. Ujian yang datang kepada anda ada tahapnya. Syaitan yang berdiri di hadapan anda diibaratkan berpangkat Jeneral , bukan prebet. Semakin anda lawan , semakin anda rajin , semakin anda masyi, semakin anda istiqamah, Maka semakin tinggilah bintang di bahu Syaitan yang dihantar kepada anda.



8. Anda akan rebah. Ada ketikanya anda akan diuji teruk . Samada kematian , masalah hati , wanita, duit ataupun pangkat dan kedudukan. Anda mungkin tumpas dengan salah satu , yang boleh memberi kesan besar kepada tahap motivasi dan tekad anda untuk meneruskan hafazan. Seorang sahabat ana di madrasah dahulu, kecundang waktu dah berada di juzuk 23. Alangkah sayang..



9. Kalau anda jatuh, anda rebah , jangan menangis. Jangan 'laknat' diri anda kerana anda rebah. Adakala memang anda perlu rebah supaya anda tahu apakah itu 'sakit'. Jangan sedih andai tika anda 'rebah' tiada yang membantu, apatah lagi 'merawat'. Anda kan punya Al-Quran. Peluklah Al-Quran . Hayatilah dengan lantunan suara anda sendiri. Bagi ana, itulah teman yang paling setia..



10. Anda bukan penghafaz Al-Quran sejati kalau anda tidak pernah menangis kerana Al-Quran ( hafazan ) anda.11. Anda perlu ingat formula ini sampai bila2. Ingat dan faham betul2. Dalam menghafaz Al-Quran anda cuma ada dua keadaan yang diberikan oleh Allah. Diulangi : diberikan oleh Allah. Pertama anda berada dalam keadaan senang hafaz dan mudah ingat. Kedua , anda berada dalam keadaan sebaliknya iaitu susah hafaz dan sukar ingat.Apa yang perlu anda faham dan tanam dalam hati? Ini penting. Fahami bahawa sebenarnya kedua2nya adalah UJIAN. Pesan Ustaz Badlishah Johan ( my murabbi ) yang tak pernah saya lupa adalah tentang ini. Orang yang senang hafaz mudah ingat , Allah nak tengok adakah dia akan bersyukur dan melazimi Al Quran . Manakala yang susah ingat Allah nak tengok samada dia benar2 ikhlas, akan terus berusaha dan istiqamah atau tidak. Atau mungkin berputus asa. Kalau yang mudah ingat pula, mungkin akan banyak lepak, banyak borak.



12. Justeru, JANGAN menangis dan menyalahkan diri anda andainya anda tidak ingat Al-Quran. TETAPI sila menangis dan salahkan diri anda kiranya anda malas , tiada istiqamah dan tidak konsisten dengan hafazan anda . Pesan Allah ta'ala dalam surah Al-Qiyamah : " Sesungguhnya Kami lah yang menghimpunkan Al-Quran itu dalam dada2 manusia.."13. Terakhir, sentiasa ingat bahawa Al-Quran akan memberi syafaat kepada kita dan memberi kemuliaan kepada kedua ibubapa kita pada hari Qiamah. TETAPI Al-Quran juga boleh menjadi hujjah ke atas kita pada masa tersebut. Inilah peringatan paling 'keras' buat kita semua para huffaz Al-Quran ( terutama ana ).



" Allahummaj'alhu Hujjatal lana Wala Taj'alhu Hujjatan 'Alaina Ya Rabbal 'Alamin.."
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...